MAKNA INTERAKSI SIMBOLIK DALAM PROSES UPACARA PERNIKAHAN SUKU BUTON LAPANDEWA KAINDEA DI SAMARINDA (Ririn Indriani)
Submitted by: ,
On: Aug 12, 2016 @ 6:40 AM
IP: 36.82.227.126
- Judul artikel eJournal: MAKNA INTERAKSI SIMBOLIK DALAM PROSES UPACARA PERNIKAHAN SUKU BUTON LAPANDEWA KAINDEA DI SAMARINDA
- Pengarang (nama mhs): Ririn Indriani
- Abstrak (max. 1600 huruf atau 250 kata): Kebudayaan yang ada dalam suatu daerah berbeda-beda. Baik dari segi kebudayaannya sendiri dan simbol-simbol yang digunakan dalam berinteraksi dan berkomunikasipun berbeda-beda. Seperti dalam budaya pernikahan adat dan budaya yang digunakan pun berbeda-beda. Komunikasi juga mempunyai pengaruh yang sangat erat kaitannya dengan kebudayaan terutama dalam budaya pernikahan khususnya pernikahan tradisional/adat. Komunikasi merupakan sarana dalam berinteraksi sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Berdasarkan sifatnya lingkup komunikasi terbagi menjadi dua bagian yaitu komunikasi verbal yang berupa bahasa dan komunikasi nonverbal sebagai subtitusi pesan verbal, pelengkap pesan verbal, dan sebagai aksentuasi pesan verbal.
Dalam komunikasi juga memiliki beberapa fungsi diantaranya komunikasi ritual yang berkaitan dengan ritual-ritual yang dilakukan oleh manusia sehari-hari seperti upacara pernikahan dan sebagainya. Sehingga fokus kebudayaan yang akan diteliti adalah komponen dari kebudayaan yaitu sistem kepercayaan khususnya budaya pernikahan tradisional karena sering orang tidak mengetahui mengapa pernikahan tradisional tersebut dilakukan serta interaksi simbolik yang digunakan dalam upacara pernikahan. Dan fungsi komunikasi yang ada dalam suatu acara ritual pernikahan.
Dalam proses pernikahan suku buton lapandewa kaindea dalam berinteraksi banyak menggunakan simbol atau lambang. Banyak orang tidak mengerti makna dan maksud oleh komunitas lain. Seperti yang menikah berbeda suku. Sebelum kedua mempelai menikah secara hukum dan agama kedua mempelai tersebut akan dinikahkan secara adat. Makanan yang harus dimakan setelah menikah secara adat yaitu ketan dan ayam kare. Ketan dan ayam kare mempunyai arti tertentu dalam simbol pernikahan suku buton. - Kata kunci (max. 80 huruf atau 10 kata): Interaksi Simbolik, komunikasi sosial, komunikasi ritual
- NIM: 0902055168
- Angkatan (tahun masuk, mis. 2009): 2009
- Program Studi: Ilmu Komunikasi
- Sumber tulisan: Skripsi
- Pembimbing: Drs. Badaruddin Natsir, M. Si & Hj. Hairunnisa, S. Sos., M.M
- Nama eJournal: eJournal Ilmu Komunikasi
- Volume: 4
- Nomor: 3
- Tahun: 2016
- File artikel eJournal (format .doc, max. 2 Mb): Jurnal (08-12-16-06-40-11).docx (50 kB)
- File artikel eJournal (format .PDF, max. 5 Mb): Jurnal (08-12-16-06-40-11).pdf (75 kB)