ANALISIS SEMIOTIKA KEDUDUKAN PEREMPUAN DAYAK DALAM FILM PERAWAN SEBERANG (Sumiati)
Submitted by: ,
On: Jun 2, 2017 @ 2:51 AM
IP: 180.248.74.253
- Judul artikel eJournal: ANALISIS SEMIOTIKA KEDUDUKAN PEREMPUAN DAYAK DALAM FILM PERAWAN SEBERANG
- Pengarang (nama mhs): Sumiati
- Abstrak (max. 1600 huruf atau 250 kata): Artikel ini berisi tentang analisis semiotika kedudukan perempuan dayak dalam film Perawan Seberang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, Fokus penelitian berdasarkan teori peran gender yaitu peran dalam ranah domestik dan peran dalam ranah publik. Sumber data yang digunakan ialah dengan mengambil scene-scene atau adegan dalam film dan juga melalui referensi buku-buku ilmiah dan literatur dengan mengunakan teknik pengumpulan data berupa observasi atau pengamatan dan pengumpulan data melalui internet. Analisis dalam penelitian ini mengunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes yang terdiri dari tanda denotasi, konotasi dan mitos. Berdasarkan hasil analisa maka dapat diketahui bahwa di dalam film Perawan Seberang kedudukan perempun Dayak dilihat dari peran domestik yaitu sebagai anggota keluarga, sebagai pendidik, dan sebagai istri sangat dihargai, dihormati, dan diakui kemampuannya. Peran perempuan Dayak dibentuk berdasarkan konstruksi sosial yang ada di masyakat seperti teori Nurture. Perempuan dayak dalam menjalankan perannya hak dan kewajibannya dalam keluarga tidak dianggap sebagai objek yang tertinggal dan tertindas. Perempuan dayak dianggap turut berkonstribusi dalam kehidupan berkeluarga. Kedudukannya perempuan Dayak sebagai istri dan pembawa keturunan dihargai dan terhormat. Kedudukannya sebagai istri dan pembawa keturunan mengarah pada pendekatan teori nature yaitu peran perempuan yang digariskan oleh alam. Peran publik yang dijalankan sebagai pencari nafkah dan anggota organisasi dalam masyarakat mengandung kata kunci yang mengarah pada pendekatan teori equilibrium yang terdiri dari peran dan kesamaan hak. Dimana kedudukan perempuan dayak memiliki hak,wewenang dan peran yang setara dengan kaum laki-laki dalam bidang apapun. Mereka dipandang setara dan dipandang sebagai pribadi yang tak berbeda dengan kaum pria baik dalam bidang pekerjaan maupun hak untuk menentukan pendapatnya sendiri. Hal ini memberikan penjelasan banyak tentang kesetaraan gender di kalangan masyarakat Dayak
- Kata kunci (max. 80 huruf atau 10 kata): Analisis semiotika, Film, Perempuan Dayak
- NIM: 1002055123
- Angkatan (tahun masuk, mis. 2009): 2010
- Program Studi: Ilmu Komunikasi
- Sumber tulisan: Skripsi
- Pembimbing: Hikmah, S.Sos. MA & Sabiruddin, S.Sos.I, M.A
- Nama eJournal: eJournal Ilmu Komunikasi
- Volume: 5
- Nomor: 2
- Tahun: 2017
- File artikel eJournal (format .doc, max. 2 Mb): Jurnal Sumiati (06-02-17-02-51-14).docx (1841 kB)
- File artikel eJournal (format .PDF, max. 5 Mb): Jurnal Sumiati (06-02-17-02-51-15).pdf (379 kB)