ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA “TEMU MANTEN” DI SAMARINDA (DIANA ANUGRAH)
Submitted by: ,
On: Apr 23, 2016 @ 4:46 AM
IP: 180.248.69.245
- Judul artikel eJournal: ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA “TEMU MANTEN” DI SAMARINDA
- Pengarang (nama mhs): DIANA ANUGRAH
- Abstrak (max. 1600 huruf atau 250 kata): Analisis Semiotika terhadap Prosesi Pernikahan Adat Jawa “Temu Manten” di Samarinda, dibawah bimbingan Drs. Sugandi, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Sabiruddin, S.Sos, I, M.A selaku dosen pembimbing II, program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis makna semiotika pada Pernikahan Adat Jawa “Temu Manten” di Samarinda. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis penelitian kualitatif interpretatif, dan dalam penelitian menggunakan metode penelitian semiotika, yaitu metode analisis untuk mengkaji tanda dan makna yang berada pada objek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada di lapangan mengenai Prosesi Pernikahan Adat Jawa Temu Manten di Samarinda. Data dikumpulkan melalui buku teks, referensi yang ada hubungannya dengan penulisan ini dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil pembahasan, diketahui bahwa pada Prosesi Pernikahan Adat Jawa Temu Manten di Samarinda mempunyai makna yang sangat mendalam bagi kedua mempelai dan keluarga. Pada prosesi ini terlihat bahwa laki-laki yang lebih dominan didalam berumah tangga daripada perempuan, dan terdapat mitos seperti yang di katakana oleh Roland Barthes bahwa mitos itu ada tetapi belum tentu kebenarannya, dan pada prosesi temu manten ini mitos Roland Barthes bekerja bahwa menurut kepercayaan masyarakat Jawa, setelah melaksanakan prosesi pernikahan Temu Manten ini rumah tangga kedua mempelai akan rukun, dan harmonis. Tetapi pada saat ini bagi masyarakat biasa, tidak sedikit pula yang tidak menggunakan prosesi ini, dikarenakan sang pembuat acara tidak ingin repot dengan segala persyaratan-persyaratan yang ada untuk melakukan prosesi ini. Akan tetapi masih banyak pula masyarakat yang menganjurkan untuk melakukan upacara Temu Manten dan tidak meninggalkan tradisi-tradisi yang seharusnya di lestarikan khususnya bagi masyarakat yang berada di luar pulau Jawa. - Kata kunci (max. 80 huruf atau 10 kata): Semiotika, Pernikahan Adat, Temu Manten
- NIM: 1102055073
- Angkatan (tahun masuk, mis. 2009): 2011
- Program Studi: Ilmu Komunikasi
- Sumber tulisan: Skripsi
- Pembimbing: Drs. Sugandi, M.Si & Sabiruddin, S.Sos, I, M.A
- Nama eJournal: eJournal Ilmu Komunikasi
- Volume: 4
- Nomor: 1
- Tahun: 2016
- File artikel eJournal (format .doc, max. 2 Mb): JURNAL GANJIL diana (04-23-16-04-46-50).docx (42 kB)
- File artikel eJournal (format .PDF, max. 5 Mb): JURNAL GANJIL diana (04-23-16-04-46-50).pdf (67 kB)